Jumat, 13 Februari 2009

CINTA

Setiap kali aku melihat dia senang rasanya hati ini.Aku sendiri tidak tahu kenapa? itu adalah pertanyaan yang seharusnya aku temukan jawabannya. Pertanyaan itu selalu membuata menajadi penasaran dan semakin aku penasaran semakin aku ingin menemukan jawabannya. Seperti layaknya sungai yang mengalir dengan derasnya karena telah dihujani air yang turun dari langit yang semakin lama semakin deras aliran airnya dan semakin lama pula air sungai itu mulai meluap-luap. Seperitnya itulah gambaran perasaanku saat ini yang ingin tahu jawaban pertanyaan yang sebenarnya tidak tahu datangnya darimana dan aku sendiri memang tidak pernah memebuat pertanyaan itu.

Pagi ini seprti biasanya aku bersiap-siap untuk pergi menuntut ilmu disekolahanku yang tercinta tentunya dengan hati yang riang gembira karena akan bertemu teman-temanku disekolah nanti. Karena biasanya tujuan pergi kesekolah hanyalah untuk uang jajan dan berkumpul bersama teman sekolahnya dan itulah yang terjadi pada saya saat ini. Pelajaran pertama sudah dimulai dan yang paling menyebalkan adalah sekarang pelajaran "FISIKA", pelajaran yang paling banyak menguras otak siswanya tentunya setelah pelajaran "MATEMATIKA". Anehnya hari ini Sang Pahlawan tanpa Tanda Jasa terlambat hadir, ya mungkin karena motornya mogok atau apalah itu tidak penting tapi yang paling penting adalah sekarang tidak ada guru pastinya semua anak bebas melakukan apa saja termasuk aku sendiri. Ketika guru piket sudah keluar dan pastinya sudah memberikan tugas kepada siswa-siswi semua anak mulai riuh, ada yang langsung berkumpul dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan guru piket( pastinya ini adalah golongan anak yang tingkat itelektualnya paling tinggi), ada juga kumpulan anak perempuan yang mulai mengoles pipi merah mereka dengan olesan bedak pastinya sambil bergosip(ini adalah kelompok yang pasti ada di setiap komunitas), ada yang langsung mengeluarkan barang elektroniknya masing-masing(hp, mp3 player, dll). Aku sendiri kebingungan karena tidak tahu harus apa, sebenarnya ada sih pekerjaan yang diberikan oleh sang guru piket hanya saja aku malas untuk mengerjakannya karena terbawa oleh rayuan sipenggoda yang menggoda aku untuk malas (intinya adalah MALAS).

Aku mulai menengok keluar kelas dan anehnya aku saperti melihat bunga mawar dipadang yang tandus, indah berwarna putih dan memantulkan cahaya matahari dari kejauhan. Aku mulai memerhatikan sosok yang menyilaukan itu dan setelah aku lebih teliti lagi melihatnya ternyata itu adalah sang pujaan hatiku. Seperti biasanya dia selalu datang terlambat karena memang rumah cukup jau dari sekolah atau mungkin karena terlambat bangun(apapun alasannya terlambat tetap saja terlambat). Dia sedang dihukum oleh petugas piket karena datang terlambat rasa ingin aku berteriak kepada sang guru piket tersebut dan mengatakan" biarlah pohon kaktus ini yang anda hukum dengan panasnya matahari karena rasanya tidak tega aku melihat sang bunga mawar yang layu karena diterpa panasnya matahari". Tapi sayangnya itu hanya hayalanku saja karena pada kondisi ini aku tidak mungkin untuk melakukan perbuata bodoh semacam itu bisa-bisa aku disangka gila.

Bel tanda istirahat sudah berbunyi dan ratusan siswa mulai berhamburan keluar kelas seperti semut yang sedang menemukan gula. Sama seperti yang lain aku pun demikian tapi kali ini tujuanku agak sedikt berbeda karena tujuanku kali ini bukan kantin melainkan kelas dia. Aku mulai mengintip kelasnya, ternyata hanya ada dia seorang diri didalam kelas yang sambil memegangi sebuah cermin dan sebatang sisir. Aku mulai melangkah untuk menghampirinya tapi dia belum sadar betul akan kehadiranku. Langkah demi langkah aku mulai menghampirinya dan dia sudah sadar akan kehadiranku, dia mulai mengarahkan pandanganya kepadaku dan aku hanya bisa memberikan senyuman kepadanya. Saat sudah semakin dekat aku mulai memberanikan diri untuk bertanya
"tadi kenapa terlamabat?"
" biasalah terlambat bangun,trus jalanan macet" jawabnya santai
"owch!" jawabku heran
Setelah itu kami mulai berbincang-bincang dan kali ini kami sudah mulai akrab. Aku mulai menghiburnya karena aku yakin dia tadi kepanasan setelah dihkum oleh guru piket.


Jantungku berdetak dengan sangat kencang aku tidak tahu kenapa tapi yang pasti aku tidak mempunyai penyakit jantung. Aku sendiri heran dengan keadaanku saat ini karena detak jantungku yang berdetak dengan hebatnya itu datangnya selalu tidak menentu. Aku berusaha menemukan sebabnya setelah beberapa hari aku baru tahu jawabannya itu dikarenakan oleh perasaan, ya perasaan aku kepada dia. Memang sejak pertama aku melihatnya aku sudah mulai merasakan hal yang sedikit berbeda ketika bertemu dengannya hanya saja aku masih bisa menyanngkalnya dan kali ini rasanya aku sudah mati langkah "alias skak mat!". Aku sudah tidak bisa bebohong lagi dengan diri ini semakin kuat aku membendungnya semakin kuat pula sang isi bendungan itu menekan aku, semakin aku tinggikan bendungan persaan yang aku buat maka sang isi bendungan semakin meluap-luap dan akhirnya tibalah pada suatu titik dimana aku harus mengalirkan sang isi bendungan tersebut. Tekadku sudah bulat dan sudah aku bentuk untuk menjadi sekeras belian atau mungkin benda yang paling keras yang ada dimuka bumi ini atau jagat semesta ini tentu saja untuk mengalirkan isi bendungan ini kepadanya dan isi bendungan itu adalah "CINTA".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar