Minggu, 08 Februari 2009

'' DIA ''

Sebelumnya aku belum pernah melihat dia sampai pada suatu saat ketika aku memasuki sebuah ruangan kelas aku melihat dia yang begitu memesona. Aku tidak tahu siapa dia sampai aku tau bahwa dia memiliki sebuah nama yang indah. Aku tidak terlalu sulit mencari tahu tentang dia karena dia mempunyai seorang teman, teman dekat lebih tepatnya yang bisa aq tanyai tentang siapa dia, dimana dia tinggal, dan yang jelas apakah dia sudah punya pacar atau belum?.

Awalnya dia bersikapa acuh kepadaku sampai aku memutar otak bagaimana cara menarik perhatian dia. Sampai pada suatu hari aku menemukan sebuah cara yang aq fikir bisa membuat dia tidak bersikap acuh lagi kepadaku yaitu dengan "canda". Aku hanya berfikir wanita sekarang pasti sudah bosan dengan cara rayuan manis yang biasa sering disebut dengan kata "gombal" lagi pula aku bukan tipe laki-laki yang pandai merayu wanita dengan rayuan manis jadi pasti dengan cara yang agak sedikit bodoh mungkin aku bisa menarik perhatiannya.

Ini hari pertama aku memulai menarik perhatian dengan cara yang sudah aku fikirkan dengan matang-matang semalam suntuk. Aku mulai memasuki ruangan kelasnya, awalnya aku masih ragu dengan caraku yang ini tapi untuk memulainya aq mulai berbincang-bincang dengan temanku dulu yang juga teman dia. Aku berbincang dengan agak sedikit kumasuki obrolan -obrolan yang agak lucu yang bisa membuat aku dan temanku bisa tertawa dengan senangnya. Awalnya dia hanya diam saja dan dengan caranya dia menatapku acuh tak acuh tapi lama kelamaan dia mulai memerhatikan aku mungkin bukan karena aq juga karena dia hanya ingin tahu kenapa temannya bisa tertawa nikmat seperti itu. Tadinya aku ingin berbicang lebih lama lagi dengan temanku itu hanya waktulah yang memisahkan kita karena bel tanda istirahat telah habis dan waktunya untuk memulai kembali pelajaran. Hari pertama aq gagal untuk bisa menarik perhatian dia tapi mungkin aku tidak gagal 100% karena bisa memebuatnya pensaran "kenapa temannya bisa tertawa dengan nikmatnya??".

Malam harinya setelah aku gagal menarik perhatian dia aku mulai punya rasa pesimis mungkin karena ini adalah rintangan tersulit bagiku dalam menarik perhatian wanita. Besoknya aku mulai pagiku dengan gembira, senyuman, dan pastinya rasa optimisku yang mulai muncul kembali setelah tidur nyenyak tadi malam. Seperti hari-hari biasanya sebelum masuk sekolah aku selalu nongkrong bersama teman-teman sambil menikmati segelas kopi dan sebatang rokok. Mataku tidak pernah luput dari angkot-angkot yang malang melintas di depan jalan sekolah karena biasanya dia selalu turun dari angkot yang hilir mudik itu. Tak pernah mataku lengah memerhatikan angkot yang berhenti menurunkan penumpangnnya didepan tempat aku nongkrong itu. Tidak terasa kopi yang tadinya panas sekarang sudah menjadi dingin karena diterpa angin pagi yang sejuk. Bel tanda masukpun sudah hampir di bunyikan aku segera bergegas menuju sekolah karena takut terlambat tapi yang membuat aku aneh adalah kenapa dia belum terlihat juga padahal bel sudah mau dibunyikan?? achh!! jangan-jangan dia tidak masuk sekolah, tapi aku mulai berfikir positif mungkin saja dia sudah memasuki sekolah lebih dulu. Ternyata setelah aku menyimpan tas yang melekat di punggungku dan membuka jaket yang melekat dibadanku ini aku bergegas menengok ruang kelasnya dan ternyata dia memang tidak ada dibangkunya, bangkunya kosong dan hanya terdapat coretan-coretan tip-ex bekas coretan anak yang sudah tidak bisa membedakan antara kertas dan bangku tempat duduk. Sepertinya hari ini aku gagal lagi dan yang membuat aku kesal adalah karena besok hari minggu dan sekolah libur dengan kata lain aku harus menunggu sampai hari senin.

Sekarang adalah hari senin yang sudah aku nanti-natikan sejak dua hari yang lalu. Seperti biasanya hari senin adalah hari dimana semua siswa harus upacara bendera untuk mengenang jasa para Bunga Bangsa yang telah gugur karena membela tanah air dari serangan para penjajah yang kejam. Kadang aku sudah bosan setiap hari senin dan selama 12 tahun pula aku harus berdiri dengan tegak dan mendengarkan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman yang dilantunkan oleh tim paduan suara ketika Sang Saka Merah Putih sedang dikibarkan. Tapi sebenarnya aku baru sadar ketika aku sudah berhenti sekolah betapa pentingnya upacara bendera yang pada waktu itu aku anggap membosankan.

Pagi ini semua siswa mulai berbaris rapi menurut kelasnya masing-masing kebetulan kelasku berdekatan dengan kelas dia. Aku bergegas memasuki bariasan paling depan karena dia biasanya berbaris dibariasan yang paling depan. Ternyata dugaanku tidak meleset dia berbaris dibarisan ketiga dari depan dan tentunya bersama dengan temannya yang juga temanku juga. Aku atur barisanku agar bisa sejajar dengan barisan dia. Aku mulai memerhatikan teman-temanku yang hendak berbaris dan aku perhatikan satu persatu agar aku bisa tepat berada dibarisa ketiga. Satu, dua, dan tiga!!! aku mulai masuk barisan ternyata aq berhasil aku berbaris tepat disebelah dia. Jantungku mulai berdebar dengan kencangnya keringat dinginku mulai mengalir dengan derasnya sepertinya aku sedang ada disebelah kompor yang amat besar dan kakiku mulai lemas bukan karena belum sarapan tadi pagi melainkan aku sendiri tak tahu kenapa kakiku bisa gemetar lemas seperti ini.Upacara senin ini terasa sangat indah bagiku dan terasa amat sebentar karena aku bisa berada didekat dia (oh!!my god...).

Entah mengapa semangatku untuk merebut perhatian siDia hari ini agak sedikit surut. Hari ini aku tidak sedikitpun ingin melihat ruang kelasnya padahal biasanya setiap hari aku selalu keruang kelasnya hanya sekedar untuk melihat dia atau bahkan hanya untuk melihat bangkunya saja. Aku tidak tahu kenapa ambisiku untuk menarik perhatian dia mulai surut.Ternyata Tuhan memang punya rencana dibalik yang kita alami dan tuhanlah yang maha berkuasa untuk mengatur isi hati setiap manusia. Ketika aku hendak pulang sekolah dan tidak tahu kenapa aku ingin sekali melewati jalan keluar dari belakang yang tepatnya melewati kantin sekolahku dahulu. Aku berjalan melewati kantin sekolahku dan aq ingin membeli minuman sebabnya aku tadi baru saja mengikuti ulangan susulan biologi karena nilai ulangan biologiku belum memenuhi standar nilai minimal. Ketika aku sedang menegak minuman yanng aku genggam ditanganku aku menoleh kesebelah kananku dan disana terlihat sosok wanita yang tidak asing lagi dimata dan ingatanku ternyata itu adalah si dia. Aku berfikir ini adalah kesempatan bagiku untuk berbicang dengannya karena kebetulan juga dia sedang sendiri. Dia melamun sendirian disebuah bangku yang panjang sanbil melamun, oh!! betapa memesonanya dia belum pernah aku melihat dia sememesona seperti sekarang. Aku bergegas menghampirinya tapi tidak tahu kenapa kakiku seperti diikat oleh sebuah tali yang dikatkan pada sebuah tiang untuk menahan langkahku ini yang hendak menghampiri dia. Tapi aku tidak akan menyerah apapun yang terjadi padaku, aku berusaha melawan ikatan kuat yang membelenggu kakiku ini. Selangkah demi selangkah aku mulai mendekatinya dan tanpa sadar aku mulai berada kurang lebih 1meter darinya. Pada posisi seperti ini yang harus akulakukan adalah menyapanya dengan sapaan yang manis tapi kenapa sepertinya di tenggorokanku ada sesuatu yang mengganjal seperti sesuatu yang berbentuk biji.Tapi aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini karena biasanya kesempatain seperti ini hanya datang sekali seumur hidup. Akhirnya aku beranikan diriku untuk menyapanya "hhhaaiii.." aku bisa menyapanya walau pun agak sedikit gemetar. Dia kemudian menoleh kepadaku dengan tatapan yang sebelumnya aku belum pernah melihatnya. Badanku semakin gemetar dan rasanya keringat dinginku mengalir dengan derasnya seperti sungai yang mengalir deras setelah diguyur oleh hujan lebat. Tatapan matanya semakin lama semakin membuatku lemas tetapi semakin lama pula tatapan matanya semakin indah dan memberikan sinyal bersahabat kepadaku.

"Haiii"

Dia menjawab sapanku tadi, oh!!! betapa senangnya hatiku setelah perjuanganku untuk merebut perhatiannya selama ini. Akhirnya aku dan dia berbincang-bincang sampai rasanya aku sedang berbincang dengan seseorang yang amat penting yang ada di dalam kehidupankku. Kami berbincang sambil berjalan keluar sekolah karena sebenarnya dia juga hendak ingin pulang dan di kantin tadi dia juga baru saja beristirahat sambil menegak air dingin setelah baru saja mengikuti ujiian susulan. Diperjalan pulang kami berbincang tentang aku dan dia sampai tak terasa dia harus naik angkot karena rumahnya cukup jauh dari sekolah.Aku mengantarkannya sampai dia menaiki angkot yang sedang berhenti untuk mencari penumpang. Aku melambaikan tangan kepadanya sambil melihat angkot itu pergi dari hadapanku yang semakin lama semakin tidak terlihat karena telah bercampur dengan padatnya lalulintas ibu kota.

Hari ini adalah hari yang terbaik dari hari-hari sebelumnya karena impianku untuk bisa berbincang dengannya telah tercapai. Sebelum memejamkan mata aku berterimakasih pada tuhan karena telah mengabulkan doaku ini "Terimakasih Tuhan" aku mulai memejamkan mata dan bersiap menghadapi hari esok yang sepertinya akan mulai menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar